Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyebutkan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dari Januari hingga Mei 2020 telah mencapai Rp179,6 triliun atau 1,1% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).
Sri Mulyani menyatakan defisit tersebut merupakan 21,1% terhadap pagu APBN dalam Perpres 54/2020 yang sebesar Rp852,9 triliun atau 5,07% terhadap PDB.
"Ini berarti terjadi kenaikan defisit 42,8% karena kelihatan seluruh penerimaan mengalami kontraksi," kata Sri Mulyani dalam konferensi APBN KiTa di Jakarta, Selasa.
Sementara itu pemerintah akan memperlebar defisit anggaran menjadi 6,34% terhadap PDB atau sebesar Rp1.039,2 triliun pada Rancangan APBN-Perubahan 2020 dari asumsi sebelumnya sebesar 5,07% PDB atau Rp852,9 triliun.
Sri Mulyani mengatakan hingga akhir Mei 2020 realisasi pendapatan negara baru mencapai Rp664,3 triliun atau 37,7% dari target sesuai Perpres 54 tahun 2020 sebesar Rp1.760,9 triliun.
Realisasi pendapatan negara itu mengalami kontraksi hingga 9% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yaitu sebesar Rp730,1 triliun atau telah mencapai 37,3% dari target APBN 2019 Rp1.958,6 triliun.
Kontraksi pada pendapatan negara salah satunya ditunjang oleh realisasi penerimaan perpajakan yang hanya mampu mencapai Rp526,2 triliun atau 36% dari target dan turun 7,9% dibandingkan Mei 2019.
Realisasi penerimaan perpajakan terkontraksi karena pendapatan Direktorat Jenderal Pajak (DJP) mengalami tekanan hingga 10,8% menjadi Rp444,6 triliun pada Mei tahun ini dibandingkan tahun lalu Rp498,5 triliun.
Meski demikian penerimaan perpajakan dari sisi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) mampu tumbuh 12,4% menjadi Rp81,7 triliun.
Kontraksi pada penerimaan negara juga ditunjang oleh realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang turut mengalami penurunan 13,6% dibanding tahun lalu yaitu hanya Rp136,9 triliun dan baru 46% dari target Perpres 54 tahun 2020 Rp297,8 triliun.
Sementara untuk belanja negara telah terealisasi Rp843,9 triliun atau 32,3% dari target perubahan APBN dalam Perpres 54/2020 yaitu Rp2.613,8 triliun hingga akhir Mei 2020. Realisasi belanja negara itu menurun 1,4% dibandingkan periode sama pada 2019 yaitu mencapai Rp855,9 triliun yang tumbuh 9,8% dari realisasi April 2018 dan 37,1% dari pagu APBN.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar